SKREENING HIPERTENSI DAN ANEMIA MELALUI BAKTI SOSIAL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN HEMOGLOBIN PADA WANITA USIA SUBUR

Abstrak

Berdasarkan laporan Sistem Terpadu Penyakit Tidak Menular Puskesmas D.I Yogyakarta tahun 2015. Dari 256.586 jumlah penduduk usia >15 tahun berdasarkan jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas dan pemeriksaan skreening faktor risiko penyakit tidak menular di luar gedung. Jumlah yang dilakukan pengukuran hipertensi sebanyak 7.464 (18,49%). Kasus hipertensi pada penduduk usia >15 tahun lebih banyak terjadi pada perempuan (63,96%) di banding laki-laki (36,04%). Prevalensi anemia Wanita Usia Subur (WUS) merupakan yang paling berisiko, dengan prevalensi anemia pada wanita yang tidak hamil usia 15-49 tahun sebesar 30%. Kabupaten Sleman termasuk wilayah yang luas di DIY sehingga belum semua desa mendapatkan pendekatan khususnya mengenai kesehatan. Seorang ibu akan melahirkan generasi selanjutnya sehingga lebih diperlukan perhatian khusus, misalnya dengan melakukan skreening tekanan darah dan kadar HB. Salah satu desa di Kabupaten Sleman yaitu Desa Sindumartani, mayoritas penduduk sebagai petani dan mayoritas istri sebagai Ibu Rumah Tangga dan ikut bekerja di sawah. Penduduk Desa Sindumartani masih awam pengetahuan tentang anemia dan hipertensi. Metode yang dilakukan yaitu pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter digital dan pemeriksaan HB dengan alat digital. Hasil skreening pemeriksaan tekanan darah pada 22 ibu PKK yaitu sebanyak 16 (72,72%) ibu tidak hipertensi, dan pemeriksaan HB pada 19 ibu yaitu sebanyak 12 (63,15%) ibu tidak anemia.