PENDIDIKAN HUKUM KESEHATAN : HAK REMAJA ATAS KESEHATAN REPRODUKSINYA

Abstrak

Perempuan dituntut untuk mampu melawan kerentanannya sebagai upaya menyuarakan hak-hak atas reproduksi yang dilindungi perundangan. Pada dasarnya, kerentanan perempuan bukan hanya karena faktor biologisnya, namun juga secara sosial dan kultural kurang berdaya untuk menyuarakan kepentingan/hak seksualnya demi keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dirinya. Faktor ekonomi, pola asuh dan lingkungan juga mengkondisikan kerentanan perempuan. Pemandangan yang sering terlihat di PP Jamilurrohman yaitu banyak remaja perempuan yang sangat intens dengan teman perempuannya. Sekilas hal ini memang wajar, tetapi yang perlu dikhawatirkan bahwa keintiman remaja sesama jenis yang tidak sehat akan mengarah kepada pergaulan/ hubungan seks sesama jenis. Pencegahan terhadap kejadian seks sesama jenis dilingkungan pesantren perlu diupayakan dengan pembekalan keterampilan hidup sehat khususnya tentang reproduksi yang dilakukan sejak dini agar remaja tidak terbawa arus perkembangan zaman yang melenceng. Pemberian pendidikan kesehatan tentang hak remaja atas reproduksinya akan memunculkan sisi feminim seorang perempuan sehingga akan memantapkan diri bahwa dirinya adalah perempuan yang oragn reproduknya melekat sebagaimana fitrahnya. Masyarakat yang terlibat adalah seluruh remaja yang ada di lingkungan Pesantren Jamilurrohman Putri. Metode pendidikan yang digunakan adalah ceramah dilanjutkan dengan focus group discussion. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa remaja sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dan mulai memahami hak kesehatan reproduksi perempuan