PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI DETEKSI BORAKS DALAM BAHAN PANGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAMI DI PAUD BUNAYYA ICBB BANTUL
Isi Artikel Utama
Abstrak
Bahan tambahan makanan (BTP) merupakan zat yang lazim digunakan dalam pengolahan bahan makanan seperti pewarna, pengaroma, pengembang, pemanis maupun pengawet. Tujuan penambahan untuk memberikan citarasa, aroma, penampilan yang menarik dan bahan makanan tidak mudah rusak dan bertahan lebih lama. Boraks merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang dapat meningkatkan kekenyalan dan tekstur yang baik dari makanan. Konsumsi bahan pangan yang mengandung boraks secara terus menerus akan berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh sebab itu, boraks dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Saat ini telah banyak penelitian yang mengembangkan bahwa deteksi boraks menggunakan ekstrak dari bahan alam. Deteksi boraks dapat menggunakan ekstrak bunga kembang sepatu, kunyit, dan rendaman air kulit buah naga. Penyuluhan ini bertujuan memberikan edukasi mengenai cara deteksi boraks dengan mengunakan bahan yang murah, mudah dilakukan dengan peralatan yang sederhana. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa peserta sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan dan mendapatkan tambahan informasi mengenai deteksi boraks dalam bahan pangan secara mudah, murah dan sederhana.
Rincian Artikel
Referensi
BPOM RI. (2005). Formalin,
https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/88/FORMALIN.html, diakses pada 16 April 2019.
Badan POM RI. (2017). Laporan Tahunan 2017 Balai Besar POM-RI. Jakarta: Badan POM RI
Badan POM Yogyakarta. (2017). Laporan Tahunan 2017 Balai Besar POM, Yogyakarta: Badan POM RI
Hartati, FK. (2017). Analisis Boraks Secara Cepat, Mudah dan Murah pada Kerupuk. Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri. 2(1), 33-37. Retrieved from http://ejournal.kemenperin.go.id/JTPII/article/download/2827/2416
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Kemenkes RI
Rosyidah, A, Purwanti, E, Hartanto, D, Murwani, IK, Prasetyoko, D & Ediati, R. (2017). Penataan Pkl Bebas Boraks dan Formalin Menuju Produk Unggulan Sehat dan Higienis. Jurnal Media Pengabdian kepada Masyarakat. 3(2), 86 – 98. Retrieved from https://ojs.unida.ac.id/QH/article/view/944/pdf
See, AS, Salleh, AB, Bakar, FA, Nor Azah Yusof, AZ, Abdulamir, AS, Heng, LY. (2010). Risk and Health Effect of Boric Acid. American Journal of Applied Sciences. 7(5), 620-627.
Sari, IP, Dwita , O, Sal, PY. (2014). Studi Pemanfaatan Ekstrak Air Umbi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas (L.) Poir) Sebagai Indikator Alami Untuk Mendeteksi Boraks. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu. Retrieved from http://repository.unib.ac.id/10213/
Yuliantini, A., Rahmawati W. (2019). Analisis Kualitatif Boraks dalam Bakso dengan Indikator Alami Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.). Jurnal Sainstech Farma. 12 (1), 13-17
Hebat siswa Lamongan bisa uji makanan berformalin pakai bunga sepatu (http://surabaya.tribunnews.com/2015/02/22/hebat-siswa-lamongan-bisa-uji-makanan-berformalin-pakai-bunga-sepatu?page=2). diakses pada 16 April 2019.
Mahasiswa UGM Berhasil Meneliti Metode Baru Uji Formalin, 2017. https://ugm.ac.id/id/berita/14112-mahasiswa.ugm.berhasil.meneliti.metode.baru.uji.formalin. diakses pada 16 April 2019.
Tiga Siswi Madrasah Temukan Tisu Pendeteksi Makanan Berformalin. https://www.liputan6.com/health/read/2585063/3-siswi-madrasah-temukan-tisu-pendeteksi-makanan-berformalin?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F